CAHAYA KEAGUNGAN CINTA SANG MUJADDID



CAHAYA KEAGUNGAN CINTA SANG MUJADDID

Judul Buku : Api Tauhid
Pengarang : Habiburrahman El Shirazy
Penerbit : Republika
Jumlah halaman : xxxvi + 588 hal.

Berbeda. Itulah kesan pertama ketika membaca novel terbaru Habiburrahman dengan judul Api Tauhid ini. Jika sebelum-sebelumnya bercerita tentang kisah roman, kali ini Kang Abik meracik kisah roman dan sejarah menjadi satu. Hasilnya dahsyat luar biasa. Alumni Universitas Al Azhar Kairo ini, berhasil mengajak pembaca menyelami Turki lewat kisah perjuangan Badiuzzaman Said Nursi.

Novel ini dimulai dengan kisah roman Fahmi, seorang mahasiswa Universitas Islam Madinah asal Lumajang yang menikah dengan Nuzula, anak Kyai Arselan, seorang ulama yang terkenal di Lumajang. Benih-benih cinta telah tumbuh di hati Fahmi. Namun, tiga bulan setelah pernikahan, Pak Kyai meminta Fahmi untuk menceraikan Nuzula, tanpa memberikan alasan pasti yang masuk akal. Jiwa Fahmi sangat terpukul. Maka ia jatuh pingsan di hari ke lima belas ketika memutuskan untuk iktikaf di Masjid Nabawi. Sahabat-sahabat Fahmi terut bersedih. Untuk menghiburnya, mereka mengajak Fahmi pergi ke Turki. Selain melihat keindahannya, juga untuk menyusuri tapak tilas sejarah hidup ulama besar Syaikh Badiuzzaman Said Nursi.

Kemudian diceritakan kisah Said Nursi yang lahir dari orang tua yang berpegang teguh pada ajaran islam. Tentang ia yang ketika berusia 15 tahun telah menghafal dan faham puluhan kitab. Ia dikenal jenius, berani dan semangat dalam menuntut ilmu. Lalu juga diceritakan tentang perjuangannya dalam dunia pendidikan untuk mempertahankan pemerintahan Turki Utsmani, namun idenya tak dihiraukan. Hingga meletuslah Perang Dunia I. Said Nursi berada di barisan para ulama, mengobarkan semangat jihad. Selanjutnya diceritakan lebih lanjut tentang sepak terjang Said Nursi untuk mempertahankan akidah Umat Islam di Turki di tengah gencaran sekularisme pada masa Mustafa Kemal Attaturk. Tak dapat dielak lagi, karena usahanya itu ia mendapatkan berbagai percobaan pembunuhan dan penjara. Berbagai penjara telah menjadi tempat tinggalnya.

Akan tetapi siapa sangka, kehidupan penjara yang gelap, pengap dan sempit, mampu menghidupkan lentera islam yang berusaha dipadamkan. Disanalah lahir cahaya, yang menyelamatkan jejak islam di Turki. Masa-masa di penjara, digunakan oleh Said Nursi untuk menulis. Hingga muncullah karya fenomenal yang dikenal dengan Risalah Nur.

Novel api tauhid, dengan pola cerita di dalam cerita, menjadikan sejarah terasa lebih ringan dan mengasyikkan. Banyak sekali pelajaran dan hikmah yang bisa diambil. Bahkan, jika anda ingin mengelilingi Turki, kami sarankan untuk membaca novel ini.
Anda penasaran dan ingin membacanya? Kunjungi PMIK Mesir
Previous
Next Post »

1 komentar:

Click here for komentar
Haqqen Nazel
admin
2 November 2016 pukul 11.14 ×

wowww

Congrats bro Haqqen Nazel you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar