Resensi Buku “Târīkhul Umam Wal Muluk”



Jangan Ganggu Aku, Aku Ingin Menulis 


“Târīkhul Umam Wal Muluk” atau lebih terkenal dengan sebutan “Târīkhut Thobarī”, adalah sebuah karya fenomenal yang muncul di abad ke-3 Hijriyah. Kemunculannya kian memperkaya khazanah keilmuan Islam. Karya brilian itu lahir dari tangan sosok ulama besar nan terkemuka, Abu Ja’far Muhammad Ibnu Jarīr al Thobari, seorang ulama jempolan yng tersohor dan terkenal kompeten di banyak disiplin ilmu Islam. Karya-karya briliannya menjadi cukup bukti keluhuran dan keluasan ilmunya.

Setelah lebih dari 30 tahun penjelajahannya dalam menimba ilmu, Thobari kembali ke Baghdad. Memasuki masa senja-nya dia memutuskan untuk berhenti berkelana lalu berfokus menuangkan goresan lautan tinta ilmunya yang luas dalam lembaran-lembaran kertas sebagai maha karya warisan pradaban.

“Biarkan aku sendiri, jangan ganggu aku, aku ingin menulis” tuturnya. Menulis berbagai disiplin ilmu kini menjadi kegiatan rutinnya. Setelah menuntuntaskan mahakaryanya di bidang tafsir yang dia beri judul Jâmi’ul Bayân Fītafsīril Qurân, beranjak tulisannya ke dalam disiplin Ilmu sejarah yang dikemudian hari hasil karyanya diberi judul: Târīkhul Umam Wal Muluk. Namun Yâqût al Hamawī menyebutnya dengan Târīkhur Rusul wal Anbiyai wal Mulūk wal khulafâ sesuai dengan konten isi dan cakupan pembahasan.Yang lebih tersohor dengan nama Târīkhut Thobarī (Sejarah Karya Thobari), dinisbatkan kepada namanya.

Selama lebih kurang 12 tahun buku Târīkhut Thobarī dia tulis yaitu mulai tahun 290 H.hingga tahun 302 H.). Tepatnya dia mulai saat usinya memasuki usia senja; 66 tahun.

• Cakupan Buku Târīkh Thobarī
Jika isi buku ini diklasifikasikan, secara umum buku ini mencakup dua pembahasan utama yaitu:

a. Bagian Pertama.
Sejarah umat manusia sebelum masa Islam. Imam Thobari memulai penulisannya dari awal penciptaan nabi Adam AS. Di surga sebagai bapak seluruh umat manusia berikut kisahnya dengan Iblis yang menggodanya untuk melanggar ketentuan berupa larangan memakan buah Khuldi, hingga akhirnya terbuang ke bumi sebagai hukumannya. Imam Thobari juga menuturkan riwayat yang mengisahkan segala tragedi yang terjadi pada masa nabi Adam terkhusus kisah para puteranya Qabil yang membunuh saudara kandungnya Habil. Selanjutnya tentang nabi Adam AS tutup usia.

Thobari juga menyajikan kisah perjalan dan kehidupan para nabi lainnya. Bermula dari nabi Nuh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Ayyub, Syua’ib, Yusuf, Ilyas, Musa, Daud, Sulaiman, Shalih, Yunus, I’sa hingga nabi Muhammad SAW. Semuanya tersaji lengkap dengan kisah kaum-kaum yang hidup pada zaman mereka yang disadur dari kisah perjalanan para nabi dalam al quran.

Penjelasan secara khusus juga dia tempuh saat berkisah prihal hubungan bilateral kerajaan Persia dengan bangsa Arab pada masa Sasani. Begitu juga dia berkisah tentang Romawi, bermula dari masa nabi Isa hingga masa Islam. Tak luput dia juga bercerita tentang Umat Yahudi berikut para nabi, kisah-kisah, sejarah, para raja dan wilayah-wilayah mereka.

Pembahasan terakhir dari bagian pertama, dia bercerita secara gamblang tentang Bangsa Arab. Bermula dari kaum ‘Ad dengan kecongkakan dan kezalimannya lengkap dengan akhir episode mereka yang mengenaskan. Berkisah pula tentang bangsa Arab pada masa Jahiliyah (Bangsa Arab Pra-Islam). Kerajaan Yaman tentang hubungannya dengan Persia dan Habasyah (Sekarang Ethiopia, Eriteria dan sebagian Negara Sudan).

Kemudian memasuki masa Islam, Imam Thobari bercerita tentang nasab dan keturunan nabi Muhammad SAW. Kisah perjalanan Rasul sebelum diangkat nabi. Teringkas juga di dalamnya kondisi sosial masyarakat Quraisy pada saat itu. Hebatnya Imam Thobari dalam penyajian kisahnya hanya menuturkan data-data valid nan pasti bukan yang bersifat kira-kira dan spekulatif.

Pada bagian pertama ini, lebih dari sepersepuluh dariseluruh kitabnya, Imam Thobari bercerita tentang sejarah kehidupan manusia dari mulai nabi Adam hingga awal Islam.

b. Bagian Kedua
Pada bagian ini Imam Thobari menuturkan sejarah dunia setelah lahirnya Islam di Jazirah Arab sebagai ajaran untuk seluruh umat manusia yang ditandai dengan diangkatnya nabi Muhammad SAW menjadi rasul. Selanjutnya tentang hijrahnya Rasul dari Mekah ke Madinah dan selanjutnya tentang sejarah Islam hingga tahun 302 H.

Dalam penyuguhannya Imam Thobari mengklasifikasikan kisah Arab dan Umat Muslim ke dalam empat bagian

1) Era Kenabian.
Yaitu masa di mana Nabi Muhammad SAW. Diutus sebagai nabi, dakwahnya, perangnya, dan perjalanan Nabi Muhammad SAW hingga wafatnya pada tahun 11 H. yang bertepatan dengan tahun 620 M.

2) Era Khulafâurrâsyidīn.
Masa khilafah sepeninggal Rasulullah SAW. Dari Abu Bakar Shiddīq, Umar Bin Khathab al Fârūq, Utsman Bin Affan, hingga Ali Bin Abi Thâlib. Lengkap dengan kiprah mereka dalam menyebar luaskan Islam dan pembebasan bangsa-bangsa yang terjajah imperium besar saat itu. Dia bertutur tentang semua itu hingga tahun 40 H. bertepatan dengan tahun 660 M.

3) Era Dinasti Umawiyah.
Tentang khilafah Umawiyah berikut para khalifahnya meliputi sepakterjang mereka dalam memperluas penyebaran Islam. Tak luput tentang fitnah-fitnah yang bermunculan menggerogoti kabin bahtera Khilafah hingga akhirnya karam di tahun 132 H. atau tahun 949 M. 

4) Era Dinasti Abbâsiyyah.
Berkisah tentang keberlangsungan kepemimpinan dan para Khalifahnya. Tak pula luput dari pengamatannya tentang meledaknya fitnah-fitnah keji, konflik internal yang memicu perang saudara, konflik sekte dan suku, hingga mengkikis kekokohan pilar kepemerintahan Dinasti Abbâsiyyah hingga tahun 302 H. atau 915 M.

Referensi Imam Thobari Dalam Buku Sejarahnya
1. Tentang sejarah para nabi dan rasul.
Imam thobari berpedoman pada kitab-kitab tafsir, sīrah nabawiyah, terkhusus buku-bukunya Wahhab bin Munabbih salah satu dari kitab-kitabnya adalah Al mubtada wal Khobar. Dia juga berpegang pasa buku Sirah-nya Ibnu Ishak.

2. Tentang Sejarah Persia
Imam Thobari berpedoman kepada buku-buku Persia yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Arab di antaranya adalah buku-bukunya Ibnu Muqaffa’, Hisyam al Kalbiy yang kisah-kisahnya terpercaya dan himpunan sejarahnya dipakai oleh Imam thobari sebagai sumber saat bertutur tentang raja-raja Persia dan Hirah.

3. Tentang Romawiy.
Imam thobari mengambilnya dari buku-buku nasrani yang sudah diterjemahkan oleh pengikut Nasrani di negeri Syam tentang Negara Romawi dan Imperium Bizantium.

4. Tentang Yahudi dan Bani Israil.
Imam Thobari menukil dari kisah-kisah dan pengetahuan tentang mereka, langsung dari buku-buku mereka karena cukup lengkap dan memadai ditambahkan dengan hikayat mereka terhadap para nabi mereka. Yang didapat pula dalam al quran.

5. Tentang Sejarah Arab Sebelum Islam.
Imam Thobari berpedoman kepada buku-buku yang menghimpun topik-topik yang terjadi pada generasi kedua dan ketiga. Di antaranya buku-bukunya ‘Ubaid bin Syaryah al Jurhumiy, Muhammad Bin Ka’ab al Qardzi, dan Wahab bin Munabbih.

6. Tentang Sejarah Nabi Muhammad SAW.
Berpegang pada buku-buku Sīrah yang lebih dulu muncul di antaranya buku-bukunya Abbân Bin ‘Utsmân Bin ‘Affân, ‘Urwah Bin Zubair Bin ‘Awwâm, Musa Bin ‘Uqbah, ‘Âshim Bin Umar Bin Qatâdah, Ibnu Syihab al Zuhriy, Muhammad Bin ishak dan Syurahil Bin Sa’ad.

7. Tentang Khulafâurrâsyidīn.
Tentang itu Imam Thobari mengambil sumber dari berita-berita kejadian tentang memerangi orang-orang murtad dan pembebasan bangsa-bangsa terjajah, tragedi Jamal (unta) dan Shiffīn dari buku-nya Saif Bin Umar al Asadiy, al Madainiy dan Abi Mikhnaf.

8. Tentang Dinasti umawiyah.
Dari himpunan ‘Awânah bin al Hakam al Kalbiy, Abi Mikhnaf, al Madâiniy, al wâqidiy, Umar bin Syabbah, dan Hisyam al Kalbiy.

9. Tentang Dinasti ‘Abbâsiyyah.
Imam Thobari cenderung berpatok pada buku-bukunya Ahmad Bin Abiy Khaitsumah, Ahmad Bin Zuhair, al Madâiniy, Umar bin Râsyid, dan Haitsam bin ‘Adiy. Selain itu karena dia juga hidup di masa itu maka dai juga termasuk salahsatu saksi sejarah.

Dari referensi-referensi yang telah dituturkan, sebagian besar Imam Thobariy saat mengutip pendapat hanya menyebutkan penulisnya tanpa menyebutkan judul buku yang dia kutip.

• Kadar Ilmiyah dan Urgensitas Buku Târīkhul Umam wal Muluk.
Buku sejarah Imam Thobari dilegitimasi sebagai mahakarya yang mencapai puncak pencapaian dalam kategori buku sejarah di dunia Islam dan Arab khususnya pada tiga dekade pertama. Itu terjadi karena bererapa keunggulan di antaranya adalah sebagai berikut:

I. Buku sejarah pertama yang Lengkap.
Pada abad pertama dan kedua penulisan sejarah biasanya dilakukan dengan cakupan pembahasan yang lebih sempit. Seperti buku yang hanya berbicara tentang suku atau hanya membahas stratifikasi tertentu, tentang Rijâl (Ulama periwayat Hadits) sebagai contohnya.

Namun Imam Thobari dengan kecerdasannya dan keluasan ilmunya juga sarat pengalamannya karena berkelana untuk ilmu, membuatnya mampu memberikan terobosan baru dalam penulisan sejarah yaitu dengan menghimpun segala kejadian dari riwayat-riwayat yang tsiqqâh (dapat dipercaya). Meramu yang tercecer mengikat yang terleray dan dan mengurai yang kusut menjadi lebihn elok dan kian berkualitas. Hasilnya? Orang berduyun duyun menerima dan menjadikannya sebagai rujukan utama dalam dunia sejarah.

II. Referensi Lengkap Yang Paling Dulu Lahir,.
Dengan kelengkapannya diakui sebagai buku induk dalam klasifikasi buku sejarah. Sehingga para sejarawan muslim yang lahir sebelumnya berkiblat pada buku ini. Di antaranya seperti Al masu’di, Ibnu Miskawiyah, Ibnul Atsīr, Ibnu Khaldun, Ibnu Katsīr dan ulama sejarawan lainnya yang lahir setelah abad ke tiga hijriyah.

III. Himpunan Sejarah Arab Jahiliyah
Berdasakan sumber riwayat yang dapat dipercaya Imam Thobary berhasil mengabadikan gambaran kehidupan rakyat arab pada zaman jahiliyah dari kepunahan.

IV. Referensi Pertama Tentang Sejarah Persia
Terobosan lain Imam Thobariy adalah pembahasan sejarah tentang Persia dari awal masa kekuasaan Sasan dan hubungan bilateralnya dengan bangsa Arab, berhasil dia himpun dari buku-buku sejarah yang telah dialihbahsakan ke dalam Bahasa Arab. Dimana hal ini tidak pernah dilakukan oleh sejarawan Muslim lain sebelum dia ataupun semasa sengannya. Tak heran jika akhirnya orang-orang berlomba untuk mengkaji dan menerjemahkan ke dalam bahasa lain.

V. Pembahasan Tentang Romawi Yang Detail.
Imam Thobariy berhasil menuturkan sejarah salah satu Iperium Super Power saat itu, dengan sangat detail dari awal berdiri hingga raja Hirokla (Herkules)yang berhasil dia himpun dari pengikut Nasrani di Syam, menjadikan buku ini sebagai sumber referensi tentang sejarah romawi.

Dan banyak lagi kelebihannya yang tidak bisa penulis tuangkan semuanya di sinib. Maka tek heran jika banjiran punjian dari para ulama besar setelahnya melanda buku Imam Thabri ini, diantaranya:

a) “Buku Sejarah Imam Thobariy adalah buku himpunan yang pembahsannya sangat panjang memuat di dalamnya macam-macam Ahbâr (berita-berita), mencakup Âtsâr, mencakup berbagai macam disiplin Ilmu, dan berbagai faidah lainnya nya yang sangat banyak, bagaimana tidak, dia adalah ulama besar dalam fikih, hadits dan tafsir sekaligus tanpa ada satu orangpun yang menafikan”. (Almas’udi, 346 H.).

b) “Dia (Imam Thobari) memilki mahakarya dalam sejarah yang sangat masyhur yaitu Târīkhul Umam wal Mulûk”. Al Khathib al baghdadiy saat menuturkan biografi Imam Thabariy dalam Tarikh Baghdad-nya.

c) Buku itu adalah buku yang menjadi sandaran hampir semua sejarawan Muslim, dan sebagai tempat mengembalikan masalah saat terjadi pertentangan. Maka saya mengambil semua biografi yang dituturkan di dalamnya dengan tidak melewatkan satupun darinya. (Ibnul Atsīr, 630 H.)

Dengan berbagai kelebihan dari mahakarya Imam Thobariy ini, teranglah bahwa buku Târīkhul Umam wal Mulûk adalah salahsatu sumber utama dalam sejarah Islam yang menjadi referensi asli dan asasi. Terakhir, jika gelar Sejarawan disematkan kepada Imam Thobariy, itu karena beliau telah menulis buku ini. Wallâhu a’lam.

Mau menikmatinya? segera kunjungi PMIK. Bertempat di lantai 5 Wisma Nusantara Cairo
Buka setiap hari, selain hari jum'at dan sabtu, dari Pukul 13:00-Maghrib.
Previous
Next Post »